Siapa yang tidak menyukai cokelat?, semua orang pasti menyukainya. Baik diolah menjadi minuman atau makanan olahan yang terbuat dari buah kakao ini mendapat perhatian baik para penggemarnya maupun orang awam.
Budidaya buah dan olahan dari cokelat sudah menjadi bagian dari sejarah perkembangan kuliner di Indonesia. Karena itu, proses pembudidayaan dan pengolahannya sudah melewati perkembangan dari waktu ke waktu.
Asal Cokelat di Indonesia
Kalian pasti bertanya-tanya, darimana asal mula kata “cokelat” di Indonesia berasal?. Ternyata, asal mula kata “cokelat” di Indonesia berasal dari bahasa Belanda, yaitu chocolade. Kata tersebut diperkenalkan oleh penjajah Belanda saat mereka membawa cokelat ke Indonesia pada zaman kolonial.
Ketika Belanda memperkenalkan cokelat ke Indonesia, istilah chocolade pun secara perlahan beradaptasi dengan bahasa Indonesia dan berubah menjadi “cokelat”. Kata ini digunakan untuk mengacu pada produk-produk yang terkait dengan biji kakao yang diproses menjadi makanan atau minuman yang manis dan beraroma khas. Hal ini juga menyerap dari ejaan bahasa Inggris, yakni “chocolate”. Penggunaan kata ini semakin luas seiring dengan meningkatnya konsumsi dan produksi tanaman cokelat di Indonesia.
Sejarah Cokelat di Indonesia
Pada tahun 1560, pelaut-pelaut Spanyol yang sedang mencari rempah-rempah tiba di pulau Sulawesi, tepatnya di Sulawesi Utara. Dari perjalanan mereka tersebut, para pelaut itu juga membawa biji-bijian cokelat Criollo yang diperoleh dari Venezuela. Biji-bijian tersebut diperkenalkan dan ditanam di Sulawesi Utara. Namun, produksi cokelat Criollo di daerah tersebut tidak begitu produktif karena diserang oleh hama dan penyakit.
Pada tahun 1806, tanaman cokelat Criollo juga mulai diperkenalkan di Jawa. Kemudian, pada tahun 1880, cokelat jenis Forastero dibawa oleh penjelajah Eropa di Indonesia. Berbeda dengan sebelumnya, tanaman Forastero lebih tahan terhadap hama dibandingkan dengan Criollo, tetapi memiliki rasa dan aroma yang kurang kuat.
Dari kedua tanaman cokelat yang telah diperkenalkan, Indonesia berhasil mengembangkan varietas baru yang disebut Criollo Java. Tanaman ini mulai dikembangkan di Sulawesi dan kemudian diperkenalkan di Jawa.
Pada tahun 1938, budidaya cokelat di Indonesia mengalami peningkatan pesat dengan adanya 29 lahan dan kegiatan penanaman cokelat yang tercatat.
Selain Criollo dan Forastero, pada tahun 1973 diperkenalkan jenis cokelat Bulk yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibanding kedua tanaman yang sudah diperkenalkan sebelumnya, meskipun rasa yang diberikan sangat biasa. Tiga tahun setelahnya, lembaga-lembaga di Indonesia mulai mengembangkan biji cokelat hibrida. Pada tahun 1980, produksi biji cokelat di Indonesia meningkat pesat.
Sebelumnya, produksinya hanya sekitar 2.000-3.000 ton antara tahun 1970-1977, tetapi pada awal 80-an meningkat menjadi 7.000 ton. Pada periode ini, Indonesia menjadi produsen cokelat terbesar ketiga di dunia.
Perbandingan Cokelat di Indonesia dengan Cokelat Lainnya
Cokelat di Indonesia memiliki beberapa perbedaan dengan cokelat di negara lain. Berikut ini adalah beberapa perbedaan yang ada dalam cokelat di Indonesia.
1. Bahan Baku
Cokelat di Indonesia umumnya menggunakan biji kakao lokal sebagai bahan utamanya. Indonesia adalah salah satu produsen kakao terbesar di dunia, dan biji kakao yang dihasilkan memiliki karakteristik unik. Biji kakao di Indonesia memiliki rasa dan aroma khas yang terpengaruh oleh faktor seperti varietas tanaman, kondisi pertumbuhan, dan metode pengolahan lokal.
2. Keberagaman Varietas
Indonesia memiliki keberagaman varietas kakao yang tumbuh di berbagai wilayah. Beberapa varietas terkenal di Indonesia diantaranya adalah Criollo, Trinitario, dan Forastero. Masing-masing varietas memiliki profil rasa yang berbeda, memberikan cokelat Indonesia keunikan dan keanekaragaman dalam citarasa.
3. Rasa dan Aroma
Cokelat Indonesia cenderung memiliki rasa yang lebih lembut dan kompleks. Beberapa cokelat Indonesia juga memiliki sentuhan rasa karamel atau gula aren. Hal ini disebabkan oleh karakteristik biji kakao lokal dan teknik pengolahan yang digunakan.
4. Kualitas
Indonesia memiliki beberapa sertifikasi cokelat yang mengacu pada standar internasional. Salah satu sertifikasi terkenal adalah Indonesian Sustainable Cocoa (ISCO) yang mempromosikan produksi kakao berkelanjutan. Selain itu, beberapa produsen cokelat Indonesia juga memperoleh sertifikasi organik dan fair trade dari lembaga pangan tertentu.
5. Inovasi dan Variasi Produk
Indonesia juga memiliki kekayaan bahan-bahan lokal lainnya yang dapat dijadikan tambahan dalam cokelat. Contohnya adalah buah-buahan tropis seperti mangga, durian, rambutan, atau buah salak. Produsen cokelat di Indonesia telah menciptakan inovasi dengan menggabungkan potongan buah-buahan kering atau esens buah-buahan ini dalam cokelat mereka, menciptakan rasa dan aroma yang unik dan khas.
Keunggulan Yang Dimiliki Cokelat Indonesia
Cokelat dari Indonesia memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya menjadi salah satu produk yang sangat dihargai di pasar internasional. Berikut adalah beberapa keunggulan yang dimiliki oleh cokelat Indonesia secara lengkap:
1. Bahan Baku Yang Unggul
Salah satu keunggulan utama cokelat Indonesia adalah bahan bakunya. Kakao Indonesia terkenal karena kualitasnya yang tinggi, dengan berbagai varietas yang memberikan profil rasa yang khas dan kompleks, ditambah dengan Iklim dan tanah yang subur di Indonesia menciptakan kondisi ideal untuk pertumbuhan kakao yang berkualitas tinggi.
2. Keberagaman Rasa
Setiap wilayah di Indonesia memiliki karakteristik unik dalam hal produksi cokelatnya. Keberagaman ini membuat cokelat Indonesia menjadi pilihan menarik bagi pecinta cokelat yang mencari pengalaman rasa yang berbeda-beda.
Selanjutnya, Indonesia memiliki keanekaragaman alam dan bahan tambahan yang melimpah untuk menciptakan variasi rasa dan tekstur dalam olahan cokelat. Negara ini kaya akan rempah-rempah seperti kayu manis, vanili, dan pala, yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam cokelat untuk memberikan sentuhan eksotis dan unik.
3. Metode Pengolahan
Di Indonesia, produsen cokelat menggunakan metode yang beragam dalam pengolahan produk cokelat baik secara tradisional maupun modern. Metode fermentasi banyak dilakukan di tingkat petani cokelat. Fermentasi dilakukan sebagai upaya menghilangkan rasa pahit yang ada pada biji kakao mentah.
Pengolahan cokelat di Indonesia juga mencakup tahap penggilingan, pemisahan kulit biji kakao, dan proses pengasaman. Proses penggilingan ini dilakukan dengan menggunakan mesin cokelat atau alat tradisional seperti batu giling, yang membantu menghasilkan tekstur yang lembut dan halus pada cokelat. Selanjutnya, pemisahan kulit biji kakao dilakukan untuk menghilangkan bagian yang tidak diinginkan, seperti kulit dan serat. Proses pengasaman dengan mengendapkan pasta cokelat dalam waktu tertentu juga memberikan pengaruh terhadap keasaman dan karakteristik rasa cokelat.
4. Kelestarian Yang Dijaga
Sebagian besar produsen cokelat di Indonesia memiliki komitmen yang kuat terhadap praktik pertanian berkelanjutan. Para petani coklat ini berusaha untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan menggunakan metode pertanian ramah lingkungan, mengurangi penggunaan pestisida, dan mendukung petani lokal. Hal ini membantu menjaga keanekaragaman hayati dan memastikan kualitas bahan baku yang berkelanjutan untuk industri cokelat di Indonesia.
Pada akhirnya, perkembangan cokelat di Indonesia telah melewati proses yang panjang. Saat ini juga banyak ditemukan produk-produk baru olahan cokelat yang beredar di Indonesia.